ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF PESERTA DIDIK SMP NEGERI 6 PONOROGO PADA PEMBELAJARAN DARING DITINJAU DARI KEMANDIRIAN BELAJAR
Abstract
Permasalahan dalam penelitian ini yaitu rendahnya kemampuan berpikir kreatif serta keberagaman kemandirian belajar peserta didik SMP Negeri 6 Ponorogo. Dalam pembelajaran daring, kesulitan dalam belajar matematika jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pembelajaran tatap muka. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir kreatif peserta didik pada pembelajaran daring yang ditinjau dari kemandirian belajar peserta didik. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan sampel sebanyak 6 peserta didik dari kelas VII A dan VII B SMP Negeri 6 Ponorogo yang terdiri dari 2 peserta didik tiap kategori kemandirian belajar. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari kuesioner kemandirian belajar, tes kemampuan berpikir kreatif, dan wawancara untuk mengetahui lebih dalam tentang kemampuan berpikir kreatif peserta didik pada pembelajaran daring. Teknik analisis data pada penelitian ini terdiri dari tiga tahap, yaitu 1) reduksi data hasil kuesioner, tes, dan wawancara tak terstruktur; 2) penyajian data; dan 3) penarikan kesimpulan. Hasil penelitian yang diperoleh, yaitu 1) kemampuan berpikir kreatif pada pembelajaran daring peserta didik kelas VII A dan VII B SMP Negeri 6 Ponorogo pada pembelajaran daring yang memiliki kemandirian belajar tinggi memenuhi 2 indikator kemampuan berpikir kreatif, yaitu fluency dan elaboration dengan memenuhi kedua aspek penilaian indikator fluency dan elaboration secara maksimal; 2) kemampuan berpikir kreatif pada pembelajaran daring peserta didik kelas VII A dan VII B SMP Negeri 6 Ponorogo pada pembelajaran daring yang memiliki kemandirian belajar sedang memenuhi 2 indikator kemampuan berpikir kreatif, yaitu fluency dan elaboration namun terdapat beberapa aspek penilaian indikator fluency dan elaboration yang berlum terpenuhi secara maksimal; 3) kemampuan berpikir kreatif pada pembelajaran daring peserta didik kelas VII A dan VII B SMP Negeri 6 Ponorogo pada pembelajaran daring yang memiliki kemandirian belajar rendah memenuhi 2 indikator kemampuan berpikir kreatif, yaitu fluency dan elaboration namun masih banyak aspek penilaian indikator fluency dan elaboration yang belum terpenuhi secara maksimal.
Keywords
References
Akhdiyat, A. M., Hidayat, W. 2018. Pengaruh Kemandirian Belajar Matematik Siswa Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa SMA. JPMI – Jurnal Pembelajaran Matematika Inovatif, 1(6): 1045-1054.
Andriana, R. 2018. Perbedaan Kemandirian Belajar Ditinjau dari Locus of Control pada Siswa SMPIT Al Fakhri. Skripsi. Jurusan Psikologi Fakutas Psikologi Universitas Medan Area
Anindayati, A.T., Wahyudi. 2020. Kajian Pendekatan Pembelajaran STEM dengan Model PjBL dalam Mengasah Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa. EKSAKTA : Jurnal Penelitian dan Pembelajaran MIPA, 5(2): 215-225.
Arikunto, S. 2003. Prosedur Penelitian, Suatu Praktek. Jakarta: Bina Aksara.
Elfiani, F. 2017. Upaya Meningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Peserta didik Kelas VII F MTs Ma’Arif NU 1 Wangon Melalui Pembelajaran Ideal Problem Solving. . Journal of Mathematics Education, 3(2): 27-35.
Hendriana, H., Soemarmo, U. (2014). Penilaian Pembelajaran Matematika. Bandung; Refika Aditama.
Ivanova, T., Gubanova, N., Shakirova, I., & Masitoh, F. 2020. Educational technology as one of the terms for enhancing public speaking skills. Universidad y Sociedad.
Kline, M. 1973. Why Johnny Can’t Add: The Failure of The New Math. New York: Vintage Book.
Maulana. 2011. Berpikir kreatif matematis, itu perlu!. Jurnal Mimbar Pendidikan Dasar. 2(2): 43-48.
McGregor, D. 2007. Developing thinking developing learning. British Journal of Educational Studies.
Miles, M. B., Huberman, A. M. (1992). Analisis Data Kualitatif : Buku Sumber Tentang Metode-metode Baru. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI -Press).
Munandar, U. 2009. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Permendikbud. Nomor 65. 2013. Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar Dan Menengah. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Pratitis, N. 2018. Perbedaan Tingkat Kemandirian Belajar Ditinjau dari Metode Pembelajaran pada Anak. Pesona: Jurnal Psikologi Indonesia, 7(1): 60-68.
Purwanto, N. 2013. Prinsip-prinsip & Teknik Evaluasi Pengejaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Rufiana, I.S. 2016. Kemampuan Berpikir Kreatif dalam Pembelajaran Saintifik. Jurnal HUMANIORA, 13(1): 35-40.
Rusman. 2014. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Schunk, D. H., & B. J. Zimmerman. 1998. Introduction to The Self Regulated Learning (SRL) Cycle. New York: The Guilford Press.
Sudijono, A. 2006. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Suhendri, H. 2011. Pengaruh Kecerdasan Matematis–Logis Dan Kemandirian Belajar Terhadap Hasil Belajar Matematika. Jurnal Formatif, 1(1): 29–39.
Sumarmo, U. 2004. Kemandirian Belajar: Apa, Mengapa , dan Bagimana Dikembangkan pada Peserta Didik. Makalah pada Seminar Tingkat Nasional. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Suswandari, M. 2019. Cooperatif Learning: Inovasi Pembelajaran bagi Pendidikan di Indonesia. SCAFOLDING:Jurnal Pendidikan Islam dan Multikulturalisme, 1(1): 16-24.
Treffinger, D. J., Selby, E. C., & Isaksen, S. G. (2008). Understanding individual problemsolving style: a key to learning and applying creative problem solving. Learning and Individual Differences, 18(4): 390–401.
Triyanto, T. 2014. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Undang-Undang Republik Indonesia. Nomor 20. 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.
Utami, Y.P. dkk. Study at Home: Analisis Kesulitan Belajar Matematika pada Proses Pembelajaran Daring. Jurnal Ilmiah Matematika Realistik, 1(1): 20-26.
DOI: 10.24269/ed.v6i1.1236
Refbacks
- There are currently no refbacks.